Kisah Dua Batu

Alkisah ada dua batu besar diambil oleh pemahat batu dari tempat yang sama yakni disebuah pegunungan yang cukup jauh. Oleh pemahat kedua batu itu dibuat dua bendah yang berbeda, yang satu dibuat sebagai pijakan dan tempat ngelap kaki ketika memesuki sebuah kuil, sedangkan yang satu lagi dibuat menjadi sebuah altar atau patung sesembahan dalam kuil yang sama. Bertahun-tahun kedua batu itu menjalankan fungsinya masing-masing, yang satu selalu diinjak-injak dan dijadikan tempat ngelap kaki para pengunjung kuil sedangkan yang satunya selalu disembah dan diberi berbagai perhiasan termasuk perhiasan dari emas.
Suatu ketika kedua batu itu berbicara satu sama lainnya, sang batu yang dijadikan tempat pijakan dan tempat ngelap kaki pengunjung kuil berkata kepada batu yang dijadikan sesembahan; kawan alangkah enaknya hidup kamu...! Kamu disembah, diberi wangian bahkan diberi perhiasan dari emas, sedangkan aku hidupku amat menderita dan hina, aku hanya diinjak-injak dan dijadikan tempat membersihkan kaki para pengunjung kuil ini. Sabar kawan...! kata batu yang menjadi altar/patung yang disembah, sekarang aku ingin tanya kepadamu, sudah sejauh manakah pengorbananmu...?! Aku bisa jadi seperti ini diagungkan dan diberi segala macam wangian dan perhiasan karena aku menempuh perjuangan yang berat, kamu tahu baru dimata aku ini ribuan kali mata pahat mengenai tubuh bagian mataku, belum lagi ditempat lain jutaan mata pahat mengenai diriku sehingga aku menjadi patung seperti ini.....kamu bisa bayangkan betapa sakitnya tubuh ini kena mata pahat yang begitu tajam, sehingga wajarlah kalau aku dimuliakan seperti sekarang ini.
Kawan....! setiap kita punya cita-cita untuk sukses, tapi kerap kita tidak berhasil hanya karena sebuah hambatan kecil yang belum kita perjuangkan. Cobalah kita berjuang....dan terus berjuang, bukankah Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum selain kaum itu sendiri yang akan merubahnya.