Disini...!!! Bekerja Para Pendiam. Berteriak...!!! Ketika KEBENARAN Terluka, Ketika KEADILAN Terkoyak

Sabtu, 01 Desember 2012

RASULULLAH MINTA DI QISAS


Mendekati hari kematiannya, Rasulullah SAW memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan memanggil umat Islam untuk solat jamaah. Begitu Bilal berazan, datanglah jamaah dari kaum anshor dan Muhajirin di Masjid Rasulullah. Kemudian belui solat dua rakaat bersma mereka, lalu Nabi naik mimbar. Puji-pujian kepada Allah, Nabi bersabda: "Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya aku adalah Nabimu, penasihatmu, yang mengajak kamu ke jalan Allah dengan izin_Nya. Sesungguhnya aku adalah saudaramu seperti saudara sekandung sebapa sangat belas kasihan.

Begitulah Rasulullah minta dengan rela hati kepada orang yang pernah disakiti agar membalasnya sesuai dengan apa yang pernah dirasakannya. Dalam hukum Islam ini disebut hukum Qisas, ertinya balasan yang setimpal. Walaupun demikian, tidak satupun yang hadir berdiri menuntut Qisas kepada Rasulullah. Rasulullah lalu mengulanggi tawarannya sampai tiga kali agar sahabat dan kaumnya tidak segan-segan melakukannya.

Benar juga, maka bangunlah Ukasyah bin Muhsin mendekati Rasulullah. "Sebenarnya aku engan dan tidak sampai hati seandainya engkau tidak menganjurkannya sampai berulangkali. Aku terpaksa memberanikan diri berdiri di sini untuk menceritakan apa yang pernah kualami atas perlakuan Rasulullah dalam perang Badar. Tatkala untaku mendekati untamu, aku turun mendekatimu agar boleh mencium pahamu. Tapi kemudian engkau mengangkat cambuk dan akulah yang terkena cambukmu pada bahagian pinggangku. Aku tidak tahu dan tidak berfikir apakah waktu itu engkau sengaja memukulku atau memukul untamu, tetapi dengan tidak sengaja cambukmu mengenai pinggangku," tutur Ukasyah disaksikan sahabat yang hadir saat itu.

"Apakah mungkin aku mencambukmu wahai Ukasyah?" sahut Rasulullah. Sementara itu Rasulullah menyuruh Bilal untuk mengambil cambuk di rumah Fatimah anak perempuannya.

Begitu sahabat Bilal menuju rumah Fatimah mengambil cambuk, puteri Nabi itu kehairanan.

"Untuk apa ayahku mengambil cambuk ini."
"Ayahmu akan melakukan Qisas," jawap bilal
"Siapakah orang yang sampai hati menuntut Qisas kepada Rasulullah ayahku?" bisik Fatimah.
Tiba di masjid, Bilal menyerahkan cambuk kepada Nabi. Dari tangan Bilal, Nabi menyerahkan cambuk unta itu kepada sahabat Ukasyah agar segera melakukan cambukan balasan atau Qisas seperti yang pernah dideritanya.
Melihat Ukasyah berdiri memegang cambuk dan siap memukul ke punggung, sahabat Abu Bakar berdiri mencegahnya.
"Wahai Ukasyah, berikan Qisas itu pada diriku. aku tidak sampai hati melihat engkau menempelkan cambuk itu ke kulit Rasulullah,"
"Duduklah engkau berdua" ujar Rasululluh kepada sahabat Abu Bakar dan Umar Ibnu Khatab. " Allah telah mengetahui kedudukan dan pengorbananmu," kata Nabi.
Merasa tersinggung atas sikap Ukasyah dan didorong rasa kesetiannya kepada peminpinnya, menyusul bangkit sahabat Ali bin Abi Thalibra.:"Wahai Ukasyah, engkau tahu aku masih hidup di samping Rasulullah SAW kerana itu tetap nekad dan berkeras hati membalas cambukan kepada Rasulullah, ini perutku, dadaku atau punggungku. Silakan pilih mana yang kau sukai, dan cambuklah sekuat tanganmu," kata Ali sambil menyodorkan sebahagian tubuhnya siap menerima cambukan.
Melihat kejadian itu, Rasulullah berkata: "Wahai Ali, Aku tahu kedudukanmu dan pengorbananmu, kerana itu duduklah." Belum cukup pembedaan sahabat Abu Bakar, Umar dan Ali, dua cucu Nabi itu berkata kepada Ukasyah yang tetap menggengam cambuk ditangannya.
"Engkau tahu Ukasyah, bahawa kami adalah cucu beliau. Yang masih ada hubungan darah dengan beliau. Jika engkau mahu membalas Qisas kepada kami itu sama saja engkau menerima Qisas dari Rasulullah. Maka cambuklah kami," kata mereka.

"Duduklah kau berdua" kata Rasulullah kepada dua cucunya Hasan dan Husin. Kemudian Rasulullah berpaling kepada Ukasyah sambil berkata:"Cambuklah Wahai Ukasyah, jika memang benar aku telah memukulmu!"
"Ya Rasulullah, dulu cambukmu mengenai punggugku yang terbuka." jawapnya.

Sesuai dengan permintaan Ukasyah, Nabi lalu membuka bajunya hingga nampak punggungnya yang putih . Kemudian Ukasyah berjalan mendekati Rasulullah dengan cambuk di tangannya. Adengan yang dramatis itu disaksikan oleh para sahabat dengan merunduk dan linangan air mata. Mereka menahan nafas menanti peristiwa yang akan terjadi justeru disaat akhir kehidupan Rasulullah.
Apa yang terjadi, begitu belihat punggung Rasululluh bersih semacam itu maka jatuhlah Ukasyah bersama cambuknya, Ukasyah segera bangun dan mencium Rasulullah dan memeluk pinggangnya sepuas hati. "Siapa orangnya yang sampai hati menerima Qisas darimu ya Rasulullah." katanya.
Suasana tegang yang meliputi adengan itu kini jadi kendor para sahabat yang semula menahan sikap Ukasyah yang tiba-tiba berubah itu. Kepada yang hadir Ukasyah menceritakan apa maksudnya dia minta Qisas kepada Rasulullah itu: " Maksud dan harapanku tiada lain agar tubuhku boleh menempel ketubuhanmu ya Rasulullah. semoga tubuhmu menjadi penghalang api neraka yang menyuluh tubuhku," kata Ukasyah.
Allahu Akbar........ terdengan sahabat bertakbir menyambut lolosnya Rasulullah dari qisaas.
Begitu semuanya sudah reda, Rasulullah berkata, ketahuailah bahawa siapa yang ingin melihat ahli surga, maka lihatlah orang ini." Berkata begitu Nabi sambil menunjuk Ukasyah.
Mendengar kata Nabi, para sahabat lalu ramai-ramai memeluk tubuh Rasulullah sambil mencurahkan isak tangisnya. Kepada Ukasyah mereka berkata: " Berbahagialah engkau telah menerima darajat yang tinggi. Dan engkau akan mendampingi Rasulullah di Syurga kelak. Ya Allah mudahkanlah kami untuk menerima syafa'atnya, kerana kemuliaan dan keagungan-MU.
Hikmah dari kisah diatas mengajarkan kepada kita bahwa;
1. Sahabat dahulu kala begitu setia membela Rasul meskipun dirinya sendiri menjadi penggantinya.   Lalu bagaimana dengan kita sekarang ini justru mulai jauh dari ajaran Rasulullah.
2. Dalam Islam tidak ada perbedaan di mata hukum dan perundang-undangan baik dia raja maupun rakyat jelata. 
3. Rasulullah minta diqisas agar kelak diakhirat nanti sudah lepas dari tuntutan kesalahan yang pernah dilakukan. Bagaimana dengan diri kita sekarang ini yang justru membayar pengacara/advokat untuk melepaskan tuntutan hukum di dunia padahal diakhirat kita tidak akan lolos dari pengadilan Allah. 

1 komentar:

 
Support : Copyright © 2011. sudarmin paliba - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger